Ada banyak alasan kemunculan benjolan di belakang kepala.
Padahal lazimnya tidak membahayakan, Anda patut waspada saat benjolan disertai
rasa sakit kepala, muntah, berdarah, atau apabila ukurannya terus membesar.
Benjolan di belakang kepala bisa bervariasi mulai dari
ukuran, warna, dan bentuknya. Ada yang lembek, keras, membikin gatal,
mengganggu penampilan, atau tidak terasa nyeri sama sekali. Benjolan di
belakang kepala yang membahayakan adalah apabila disertai nyeri dan sakit
kepala berkepanjangan walaupun sudah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Sebagian penyebab munculnya benjolan di belakang kepala adalah:
Benturan atau kecelakaan
Benjolan bisa muncul saat kepala berbenturan dengan obyek
yang keras atau terjadi cedera kepala. Hal ini adalah tanggapan tubuh untuk
menyembuhkan diri. Benjolan di belakang kepala bisa menyebabkan memar atau
hematoma pada kulit kepala. Benjol berwarna keunguan adalah pertanda bahwa Anda
mengalami pendarahan di bawah kulit. Benturan yang kuat memang bisa menyebabkan
benjolan besar pun pendarahan pada otak, akan tetapi lazimnya benjolan akan
sirna dalam beberapa hari. Tetapi apabila sesudah benturan, Anda hingga
kehilangan kesadaran, muntah, atau kejang, seketika periksakan diri dokter.
Rambut yang gagal tumbuh
Rambut gagal tumbuh lazimnya ditemukan pada orang yang
menyukai bercukur. Keadaan ini terjadi saat rambut yang mestinya tumbuh
menembus kulit, pun masuk ke dalam kulit. Rambut yang terjebak di dalam kulit
ini lazimnya menyebabkan benjolan kecil kemerahan. Padahal tidak membahayakan,
kondisi ini juga bisa menjadi infeksi dan nanah.
Folikulitis (infeksi pada folikel rambut)
Folikulitis adalah infeksi atau peradangan pada folikel
rambut, lazimnya disebabkan oleh infeksi kuman dan jamur. Benjolan folikulitis
berwarna merah atau putih, dan berukuran kecil seperti jerawat. Keadaan ini
tidak membahayakan, tetapi bisa memunculkan gatal, kerontokan, dan kerontokkan.
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal adalah tumor yang tumbuh di lapisan
terdalam kulit dan bersifat ganas. Keadaan ini adalah macam kanker yang paling
sering ditemukan. Warnanya bisa merah atau pink dengan wujud seperti luka,
bekas luka, atau benjolan. Penyebabnya adalah paparan cahaya sang surya yang
intens.
Lipoma
Lipoma adalah tumor lemak jinak yang terasa lembek dan
lembut saat dibatasi dan bisa bergeser. Lipoma terbilang jarang muncul di
kepala, dan lebih sering muncul di bahu dan leher. Lipoma tidak memunculkan
rasa nyeri. Padahal demikian, apabila ukurannya terus membesar, dokter mungkin
akan memberi masukan operasi pengangkatan tumor.
Kista epidermoid
Kista epidermoid lazimnya tumbuh di bawah kulit wajah dan
kulit kepala. Ukurannya bisa besar ataupun kecil, dan seringkali tidak
memunculkan rasa sakit. Penyebab kista epidermoid adalah penumpukan keratin,
yang adalah protein pembentuk kulit. Bila tidak mengganggu, kista ini lazimnya
tidak perlu diobati karena tidak membahayakan.
Kista pilar
Sama dengan kista epidermoid, kista pilar berbentuk benjolan
dan lazimnya tumbuh di kulit kepala. Kista ini juga tidak menyebabkan nyeri,
tetapi bisa mengganggu penampilan apabila ukurannya besar.
Keratosis seboroik
Keratosis seboroik adalah benjolan kecil mirip tahi lalat
atau kutil, yang lazimnya tumbuh di kepala atau leher orang lanjut umur.
Wujudnya agak mirip dengan kanker kulit, tetapi keratosis seboroik sebetulnya
jinak dan tidak membahayakan. Tetapi, Anda tetap bisa menghilangkannya via
prosedur cryotherapy (bedah beku) atau bedah listrik, yang dilaksanakan oleh
dokter.
Pilomatriksoma
Pilomatriksoma adalah tumor di folikel rambut yang bersifat
jinak. Tumor ini lebih awam terjadi pada buah hati-buah hati dan remaja.
Benjolan lazimnya tidak memunculkan sakit dan muncul pada leher, wajah, atau
kepala, tetapi bisa juga muncul di bagian tubuh lain.
Eksostosis
Eksostosis adalah pertumbuhan abnormal di atas tulang.
Keadaan ini jarang terjadi pada kepala dan penyebabnya belum dikenal secara
pasti. Eskostosis bisa memunculkan rasa nyeri, tetapi bisa juga tanpa nyeri
sama sekali. Penanganan kondisi ini lazimnya dilaksanakan apabila sudah terjadi
komplikasi.
Benjolan di belakang kepala juga sebaiknya mendapat
pemeriksaan dokter apabila ukurannya semakin membesar atau berubah menjadi luka
terbuka. Bila Anda khawatir dengan benjolan di belakang kepala walaupun tidak
merasa nyeri, kunjungi dokter untuk menerima pemeriksaan menyeluruh demi
mengantisipasi kemungkinan membahayakan.