Pemanasan global
adalah meningkatnya temperatur udara rata-rata bumi secara berkepanjangan.
Penyebabnya adalah kesibukan manusia yang menjadikan karbon dioksida dan
gas-gas lainnya, seperti sisa-sisa pembakaran dari mesin kendaraan atau pabrik.
Pada walhasil, situasi ini dapat memengaruhi iklim global.
Secara lazim Pemanasan
global, perubahan iklim dapat berpengaruh negatif pada sumber air bersih,
bahan pangan manusia, daerah tinggal, dan berpengaruh pada kesehatan manusia.
Dengan mengenal bahwa imbasnya demikian itu nyata pada kehidupan sehari-hari,
kita dapat lebih sadar untuk bertindak ramah pada alam. Lebih jauh, mari
telusuri apa saja imbas pemanasan global bagi kesehatan manusia.
Penyakit pernafasan
Perubahan iklim yang terjadi akibat Pemanasan global dapat meningkatkan fokus ozon, adalah salah satu
zat polutan yang wujudnya jernih. Ozon berbahaya bagi paru-paru karena dapat
memengaruhi gangguan paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma.
Peningkatan penyakit asma dan bronkitis dapat dikatakan sebagai barometer
ukuran pertama imbas pemanasan global. Kecuali karena meningkatnya fokus ozon,
temperatur tinggi juga turut berkontribusi terhadap penyakit pernafasan.
Seumpama, karena peningkatan kabut asap imbas temperatur yang tinggi. Si-buah
hati adalah subjek yang paling rentan terkena imbas dari pemanasan global.
Kecuali memungkinkan kekambuhan asma dan alergi yang makin tak jarang,
pemanasan global juga dapat merusak fungsi dan menghambat pertumbuhan paru-paru
buah hati imbas polusi udara.
Penyakit menular
Perubahan iklim yang akan terjadi jika Pemanasan global menyebabkan temperatur udara naik dan curah hujan
yang meningkat. Hal ini berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan
penyebaran binatang-binatang yang membawa penyakit tertentu. Di antaranya
adalah penyakit malaria yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles, penyakit demam
berdarah dengue (DBD) oleh nyamuk A. aegypti dan A. albopictus, serta kaki
gajah atau kaki gajah yang juga disebarkan oleh nyamuk di wilayah tropis
seperti Indonesia.
Dampak pada kesehatan mental
Perubahan iklim Pemanasan
global dapat menyebabkan terjadinya fenomena cuaca ekstrim, seperti badai
besar, banjir bandang, kekeringan, dan gelombang panas. Mengalami bencana yang
berkaitan dengan iklim dan cuaca dapat menyebabkan stres, gangguan kecemasan,
depresi, dan gangguan stres pasca-syok. Trauma dan kerugian imbas bencana,
seperti kehilangan rumah atau profesi, dan meninggalnya sanak keluarga, dapat
menjadi pemicu bermacam penyakit mental di atas. Paparan cuaca panas yang
ekstrim memiliki kaitan erat dengan meningkatnya penyalahgunaan alkohol untuk
mengatasi stres, meningkatnya jumlah pasien dengan gangguan kesehatan mental di
rumah sakit, bahkan meningkatnya kasus bunuh diri. Efek pemanasan global juga
membawa imbas buruk pada perilaku agresif dan kekerasan dalam negeri.
Kelangkaan makanan pada Pemanasan
global, penurunan kwalitas makanan, potensi peningkatan penyakit yang
ditularkan oleh serangga juga menjadi imbas dari pemanasan global yang berisiko
menyebabkan penyakit mental. Orang dengan gangguan kesehatan mental lebih
mungkin terkena imbas pemanasan global. Hal ini karena sebagian ragam obat
berkaitan keadaan sulit kejiwaan akan mengganggu kecakapan seseorang untuk
mengendalikan temperatur tubuh dan sensitivitas tubuh mereka terhadap udara
panas. Sebagian studi tentang kematian berkaitan imbas gelombang panas
menemukan orang-orang dengan penyakit mental memiliki risiko kematian tiga kali
lebih besar ketimbang mereka yang tak memiliki penyakit mental. Apalagi, orang
dengan penyakit mental juga lebih mungkin hidup dalam kemiskinan.
Meningkatnya angka kematian
Pada walhasil, perubahan iklim akan mengancam kehidupan
manusia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim
berisiko menambah 250.000 jumlah kematian per tahun pada kisaran tahun
2030-2050 akan datang, karena paparan panas pada lansia, malaria, kekurangan
nutrisi pada buah hati, stres, serta diare. Paparan temperatur tinggi yang
ekstrem atau Pemanasan global dapat
menyebabkan kematian segera, terpenting pada orang-orang umur lanjut, imbas
sengatan panas (heat stroke). Temperatur ekstrem juga berkontribusi terhadap
risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular), serta penyakit
pernafasan. Kecuali itu, temperatur yang panas akan meningkatkan risiko
dehidrasi.
Dengan menjaga lingkungan dari Pemanasan global, berarti Anda selangkah lebih ramah pada bumi.
Manfaatnya mungkin tak segera terasa, namun amat berkhasiat demi kelangsungan
hidup di masa depan untuk generasi selanjutnya. Ingat, pemanasan global bukan
cuma musuh bagi bumi, namun juga dapat menyebabkan keadaan sulit kesehatan bagi
manusia serta makhluk hidup lainnya.
No comments:
Post a Comment